Aksi Jilid III, KWRI Bandarlampung dan Pandawa Lampung Suarakan Dukungan untuk Palestina

banner 120x600

Bandarlampung, Seminung.com – Ribuan warga Lampung yang tergabung dalam Aliansi Lampung bersama Palestina hadir dari berbagai penjuru melakukan long march menuju pusat Aksi Nyata Bersama Palestina Jilid III di Tugu Adipura, Enggal, Kota Bandarlampung, Sabtu (19/6/2025), pukul 13.00-17.00 WIB.

Terlihat Ratusan elemen masyarakat mengusung bendera, syal di leher, stiker di pipi, dan berbagai atribut Bendera Palestina. Tokoh dan public figure juga ikut aksi.

Hal sama juga dilakukan oleh organisasi kepemudaan PANDAWA LAMPUNG di pimpin langsung oleh panglimanya Arif Gunawan ikut turun kejalan bersama puluhan anggota nya dan berbaur dengan ribuan umat Islam lainya untuk menyuarakan membela Palestina dan mengutuk atas kekejaman zionis Israel yang telah membunuh warga Palestina yang tak berdosa.

Dalam kesempatan ini panglima Pandawa berpesan pada umat Islam yang ada di seluruh dunia untuk selalu mendoakan keluarga seiman kita di Palestina agar selalu diberikan keselamatan atas kekejaman zionis Israel.

“Saya mengajak semua umat Islam membantu warga Gaza dengan berdonasi agar dapat membantu warga Gaza dari kerisis kelaparan,” ujarnya.

Sementara itu ketua DPP Pandawa Lampung Mohammad Hatta St berpesan kepada seluruh umat Islam khususnya keluarga besar PANDAWA Lampung untuk senantiasa mendoakan umat Islam yang ada dipalestina agar diberikan kekuatan ketabahan, kesehatan dan keselamatan dalam menghadapi kekejaman zionis Israel.

“Kami mengutuk keras atas pembunuhan ribuan anak-anak dan ibu-ibu yang tak berdosa yang telah dilakukan oleh zionis Israel yang tak memiliki hati nurani,” kata Hatta.

Ketua Komite Wartawan Repormasi Indonesia (KWRI) Bandarlampung, Muhammad Yunizar yang juga ikut dalam aksi bela palestina Jilid III menyoroti peran pers di Jalur Gaza, yang mendapat tindakan kekerasan dan intimidasi dari tentara zionis Israel.

“Kami Komite wartawan repormasi Indonesia (KWRI) sangat mengecam tindakan agresif laknatullah Israel, yang tidak menghargai tugas-tugas jurnalistik,” tegasnya.

Padahal, wartawan itu dilindungi dalam meliput dalam situasi perang sesuai konvensi si Den Haag, tahun 1907 dan disepakati lagi pada konvensi Jenewa.

“Tapi, Israel tidak menghargai sama sekali profesi jurnalis,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *